Thursday, August 16, 2018

Kapal Feri KMP Bandeng tenggelam di perairan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Maluku Utara

Kamp13.Ternate- Kapal Feri KMP Bandeng tenggelam di perairan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Maluku Utara Rabu (15/8/2018). KMP Bandeng yang berangkat dari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut) menuju Bitung, Sulawesi Utara.

Upaya pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal Feri KMP Bandeng di perairan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Maluku Utara masih terus berlanjut. Dari informasi awal 42 orang penumpang dan Anak Buah Kapal (ABK) Tim penyelamat gabungan menemukan dan mengevakuasi 46 orang dalam kondisi hidup.

Saat dikonfirmasi kepada Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan kelas B Ternate, Kamis siang(16/8) mengatakan masih ada 5 orang lagi yang diketahui masih hilang.

“Pencarian 5 orang yang masih dalam pencarian belum membuahkan hasil. Yang sudah berhasil di evakuasi 46 orang. Dari 42 orang laporan awal setelah melaksanakan pencarian dan evakuasi kami menemukan 46 orang. Sementara laporan dari ABK masih ada lima orang lagi yang harus dicari diantaranya 4 ABK, satu orang penumpang,” kata Muhammad Arafah.

Dihubungi secara terpisah Kepala Bidang Humas Polda Maluku Utara AKBP Hendri Badar mengatakan tenggelamnya Kapal KMP Bandeng diduga karena terjadinya kebocoran yang kemudian membuat mesin kapal itu mati. Ia mengatakan penyelidikan atas tenggelamnya kapal tersebut baru akan dilakukan setelah proses evakuasi terhadap seluruh penumpang dan ABK kapal selesai dilakukan.

Sekedar diketahui Informasi awalnya pada hari Selasa (14/8/2018) sekitar pukul 15.30 WIT, Kepala ADSP Ternate Wisnu bahwa KMP Bandeng Bertolak dari Tobelo menuju Bitung pukul 22.20 WIT.

Hanya saja pada hari Rabu (15/8/2018) sekitar pukul 15.32 WIT Pos SAR Tobelo menerima telepon dari penumpang atas nama Erwin Mahasari bahwa KMP Bandeng dihantam ombak hingga tenggelam di sekitar perairan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara, Maluku Utara, dan seluruh korban sementara dievakuasi mandiri dengan menggunakan 4 sekoci.

Monday, August 6, 2018

Gempa 7 SR Guncang NTB, 82 Orang Meninggal Dunia Dan Ribuan Warga Mengungsi

Kamp13. Jakarta - Dampak gempabumi 7 SR yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB memberikan dampak yang luas. Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi.

Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR masih berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat diguncang gempa dengan kekuatan yang lebih besar. Masyarakat panik dan berhamburan di jalan-jalan dan bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh. Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panic dan trauma sehingga pengungsian di banyak tempat.

Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga 5/8/2018 pukul 22.00 WIB terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan. 2 helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan. BNPB terus mendampingi Pemda, baik Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak. Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat. TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada 6/8/2018 pagi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas.